halaman

Selasa, 31 Maret 2009

Terputus waktu; pencarian tak bercelah.

Mencari-cari. Sampai akhirnya bertemu juga, walau tak nyata. Tak apalah...
Rasanya seperti menumukan kunci laci yang sudah lama hilang, entah mengapa sudah lama ingin mencari. Seperti ada yang terputus dan begitu sayang rasanya.

Kadang terputus membuat biasa saja, tanpa kesan. Hanya alurnya saja yang terbawa suasana karena terputus. Pencarian tak bercelah, tidak juga.

Nyala...

Melihat desa di saat malam saat kecil membuatku terkesan, temaram tanpa lampu. Tak terasa sudah 17 tahun yang lalu. Masih gelap tanpa lampu jalan, sepi. Hanya jangkrik yang bernyanyi.
Apalagi harus buang hajat di atas batu di kali, melihat sekitar penuh kekhusyuan.
....

Lewat jam 12 malam tak tahu mengapa di depanku ada tumpukkan mesin dengan koneksi membelah alam. Tanpa kekhusyuan memang hanya keheningan saja yang sama seperti 17 tahun yang lalu. Rasanya masih saja gelap; hanya temaram. Lepaskan kahampaan ini wahai jiwa-jiwa yang mati, tersembunyi di balik koneksi tanpa batas.

....

Kurang lebih dua tahun lagi saujana. Membentang luas tanpa dapat terlihat jelas. Temaram?
masih saja.

Lewat gelapnya malam di depan kolam renang di daerah Fatmawati aku tersentak. Ada dua tahun tersisa untuk menyalakan lampu ini, hitungannya bisa seperti 1/2 jam lagi. Tak nyata memang tapi adanya. Lalu sejuta mimpi dan harapan merayap perlahan tanpa malu-malu tapi kadang tak tahu diri. Beriringan dengan nafas yang mulai terselimuti asap nikotin. Membelah malam tanpa pedang. Tak tahu malu.

Lalu aku mulai mengantuk di tengah waktu produktivku. Berat sekali, di tambah mengingat perjalan pulang yang cukup membentang. Mata terasa berat apalagi jiwa ini, masih temaram.

....

17 tahun setelah buang hajat di atas batu kali masih saja temaram...

Biarkan menyala karena waktu semakin menjemput.

Selasa, 24 Maret 2009

kemeja saya belum di setrika...

Kemeja itu belum di setrika, masih juga kusut. Cepat saya mau berangkat ke kantor sebentar lagi. Jam 1/2 9 harus sampai di sana, pagi ini pasti jalanan padat.

Kapan tibanya hari Jum'at; saya ingin libur. Menghabiskan secangkir kopi di rumah sambil melihat tanaman di teras dan mengganti air di kolam ikan. Sungguh!

....

"Maaf tuan sepertinya dahi anda berkerut; kencang sekali? Sepertinya bahu anda berat sekali?"

"Itu sudah biasa, harusnya saudara lihat juga otot mata saya."

"Maaf, memangnya kenapa tuan?"

"Otot mata saya tidak hanya kencang tapi melesat..."

Kembali hening, dinding membisu.

....

Sekarang Jum'at... besok libur oh senangnya
Setelah target-target di kantor hampir membuat gila dan terkadang merayap di tengah-tengah waktu tidurku. Besok akhirnya libur juga, akhirnya tiba juga untuk mengganti air di kolam ikan. Sudah keruh pasti.

(SMS masuk)

BISA KETEMU BESOK? ADA PROJECT NIH SOB. KABARI GW.ASAP

Letakkan saja pesan itu; untuk sejenak.

....

Di teras rumah setelah menyirami tanaman dan saatnya menikmati secangkir kopi, bunyi telpon di rumah berdering.

(Suara di seberang telpon) : "Sob HP lo mati! ga bisa di hubungi dari kemarin... dimana lo?"

(Suara pengangkat telpon) : "Di surga... saya baru memesan satu tempat disana tadi."

....



Ugh! kemeja itu masih kusut juga padahal ini sudah hari Senin. Sudah berulang di setrika masih saja kusut.
Saya ambil handphone di celana, kuketik SMS singkat ke bos

(Isi SMS)* IZINKAN SAYA MASUK SURGA... SAYA BERHENTI BEKERJA PAK!




Senin, 23 Maret 2009

Bloger wanebe (kesamaan)

Ada kesenangan sendiri denger temen-temen gue akhirnya mencoba ngeblog... hehe selamat ngeblog deh.. frekuensi ngeblog gue juga kalah sama si Facebook itu (demam itu melanda juga).

Kangen juga nulis di blog, suasananya beda sama posting di FB.

Pariwara dan segenap mimpi

Satu langkah untuk seribu langkah di depan.

Seperti itu lah yang gue pilih sama temen-temen pariwara. Diawali dengan sering nongkrong bareng dan menemuka kenyaman berkarya bersama, setelah 4 tahun komunitas ini menjadi badan usaha. Proses pemahaman pertemanan menjadi modal buat Pariwara; mengetahui tabiat masing-masing. Etos kerja itu memang belum sepenuhnya terbentuk tapi proses itu terus berjalan. Kini dalam koridor baru, sebuah company (walaupun belum ada izin usahanya hehe). Semoga bisa berjalan...melangkah bersama.

Tidak di pungkiri agency Petakumpet menjadi inspirasi gue, melihat sejarah Arief Budiman bersama angkatan kampusnya. Walaupun pada perjalanannya seleksi alam terjadi; begitulah adaya. (baca buku jualan ide segar)

Gue ini sudah berulang kali bikin "usaha" dan belum berhasil. Jadi buat gue setiap bikin usaha baru adalah tantangan. Menantang dunia hahaha....

Bismilahi... mari melangkah