halaman

Kamis, 30 Desember 2010

Tulus Tanpa Tendensi di puter.

Film pendek berdurasi 3 menit ini (Tulus Tanpa Tendensi), awalnya dibuat untuk keperluan Citra Pariwara 2010. Ada kesalahan kecil namun sangat fatal, karena di kata Tendensi (pada tageline) gue salah ketik. Jadinya film ini diserahkan kepanitia Citra Pariwara secara tidak utuh.

Hut PKBI mengajak MUTUMATA untuk turut andil karena temanya memang peduli akan bencana yang terjadi tahun ini. Jadi film pendek ini diputar tanggal 26 Desember 2010 di acara tersebut.

Tentunya bikin kita tersanjung, baik MUTUMATA ataupun yang terlibat di film pendek ini. Ini ada beberapa dokumentasi yang di ambil sama Dyan (makasih ya mba...) saat acara PKBI berlangsung, ternyata yang nonton bapak-bapak sama ibu-ibu ya... mantap!






Seperti yang pernah gue tulis sebelumnya (Menanam Benih di Taman Belakang), justru penghargaan model begini yang lebih bikin ser-ser-an. Bisa di apresiasi sama orang, syukur-syukur pesan filmnya sampe dan berkenan.


Sabtu, 25 Desember 2010

T-SHIRT DEMI MERAH PUTIH (VER.TEXT)


T-Shit DEMI MERAH PUTIH (VER.TEXT)
70 RB
M/ L/ XL
KATUN KADET

Buat nonton Final AFF 2010. Barang sudah tersedia. Terbatas.

Kalo berminat hub :
OPI - +6285 8816 05508 / +6221 923 96907


Harga diatas belum termasuk ongkos kirim, kalau sekitaran kemang... ga kena ongkos kirim dah.



Kamis, 16 Desember 2010

DEMI MERAH PUTIH !


T-shirt DEMI MERAH PUTIH !

DUKUNG INDONESIA, MERAHKAN SENAYAN !

Ukuran S/M/L/XL
Harga Rp 85.000,- (diluar ongkir, tapi free COD for kemang area)

berminat hubungi +6285 8816 05508 / +6221 923 96907

Kami datang ke stadion

Tak ada yang bisa melukiskan bernyanyi Indonesia Raya sebelum pertandingan bola di Gelora Bung Karno/ Senayan. Bersama ribuan orang saling membentangkan semangat; uforia yang membuat suasana mendadak jadi magis. Hanya sebuah nyanyian dan mampu membuat semuanya sekata.

...

Saat perhelatan AFF 2010 sedang berlangsung, saya rasa tidak seperti sebelum-sebelumnya. Karena pertandingan Indonesia menjadi magnet bagi masyarakat. Ini pernah dirasakan saat Piala Asia di gelar di Indonesia. Gue mencermati ada kelompok suporter.

Pertama, Suporter fanatik, yang dialirkan klub-klub Indonesia. Suporter ini sangat setia. Mau menang atau pun kalah tetap bernyanyi dan menari. Kadang suporter ini bersatu dengan kelompok-kelompok lainnya.

Kedua. Suporter Indonesia yang tidak di koordinir. Untuk yang ini, penonton yang suka sepakbola dan cukup mengikuti perkembangan sepakbola. Biasanya yang memang niat mau nonton tim nasional. mereka bela-belain biar bisa nonton tim nasional berlaga.

Ketiga. Suporter Ajakan. Suporter yang diajak sama temennya atau saudaranya. Pengen tau kaya apa nonton di stadion, rasa penasaran itu terbayar saat bisa merasakan magisnya stadion. dan di ajang AFF ini kelompok supoter ini begitu menjamur.

Keempat suporter rusuh. Nyari-nyari ruang buat eksis lewat otot. Tapi loyalitas mereka sangat tinggi buat sepakbola Indonesia. Sayang belom cukup dewasa dalam bersikap seperti suporter. Tak apalah bumbu penyedap sepakbola, biar ada drama-dramanya... kelompok ini bisa di bilang kecil.

Kelima. Suporter dadakan atau gue sebut karbitan. Ajang AFF ini menjadi uforia para remaja, ibu-ibu, keluarga untuk datang ke stadion. Bahkan kedatangan mereka yang pertama di stadion. 2 mobil berisi remaja wanita dan yang satu lagi satu keluarga bertanya didepan gue "Istora di mana ya mas?" padahal mereka di depan hotel Atlet persis didepan Istora senayan/ Gelora Bung Karno. hehe...
Atribut mereka lengkap. dan keliatan celingak-celinguk. Kayaknya pertama mereka nonton bola di stadion, atau jangan-jangan pertama ke senayan.
Baguslah selama ini sepakbola terkesan rusuh dan cowo banget, akhirnya saat ini bisa di nikamati berbagai kalangan. Bahkan banyak keluarga yang membawa anak kecil dipertandingan. Sungguh kemajuan. Mudah-mudahan tidak berhenti sampai AFF yang punya cerita tentang Irfan Bacdim semata.

....

Apa pun itu setelah penantian panjang rasanya memang tim Nasional patut untuk di dukung.
Pertandingan sepakbola juga semestinya mampu menjadi wisata kepenatan bagi masyarakat kota besar, dan ajang membangun rasa kebangsaan bagi generasi muda. Dari pada nongkrong di belokan sambil makan hotdog...



Beneran deh serasa pensi stadion sekarang... malah lebih tepatnya mall

Minggu, 05 Desember 2010

Terkubur Sampai Dubur (3)

Tiba juga. Saat waktu yang berkehendak, saat langkah tidak lagi beriringan. Satu persatu mengejar impian demi cita-cita.

Tiba juga saat hingar bingar di setiap malam berganti dengan rutinitas masing-masing. Sampai akhirnya Kami pun memilih melangkah kedepan.

Tiba juga. Saat lingkaran dengan sekumpulan anak muda haus akan tantangan tidak lagi bergenggam. Melihat masa depan bersama yang hari itu yakin kita taklukkan bersama.

Tiba juga. Saat amarah, kegagalan, keberhasilan melebur menjadi satu pembelajaran berharga. Satu fase yang mesti dilewati bukan dihindari.

Tiba juga. Melihat masing-masing mengepakkan sayap, memunculkan tanduk dan kukunya. Dengan penuh keringat. Terus menerjang menggapai titik terang; walau tak beriringan.

Lalu...

Tak perlu disesali, karena tak pantas kita menyesal. Banyak yang bilang kita angkuh; padahal tidak juga. Banyak yang memandang ini hanya perhentiaan sesaat; nyatanya demikian.

Tundukkan kepala di monas masih terngiang dalam ingatan, Kami berusaha menguatkan hati dan tekad. Tak ada yang patut disesali.

Kejaran deadline, tekanan, kelegaan pasti akan diingat dan terpakai untuk Kita. Kita terlahir bukan sebagai orang kalah namun juga bukan pemenang. Kita semua berani mencoba; berani. Sama seperti 4 tahun yang lalu "Raja atau Piont".

Tiba juga. Saat matahari terus bersinar dan jiwa-jiwa kita terus mengejar. Kadang kita lelah, kadang kita menyesali, kadang kita mensyukuri. Warna tanah liat yang ditempa mungkin belum selesai atau mungkin sudah utuh. Tak pernah ada yang tahu.

Sambut matahari pagi ini dengan senyuman sama seperti 5 tahun yang lalu. Tanpa beban.

Tiba Juga.
Bukan perpisahan, bukan akhir.

Hanya awal.

Untuk bertindak !