halaman

Selasa, 30 Maret 2010

1 tahun setelah langkah itu diambil.



Jam 12 lebih beberapa menit sms itu terkirim. Kata-kata terimakasih untuk Tuhan karena memberi Kami kesempatan untuk bersama.

...

Di taman belakang sepakat untuk mencoba merangkai impian bersama lewat kenekatan jiwa muda Kami. Catatan penting dari perjalanan yang hendak diukir. Tumpeng pun menjadi saksi dari doa dan harapan, lingkaran besar penuh semangat terlihat dalam mata-mata Kami. Yakin karena bersama-sama.

Satu tahun berlalu di hadapan, kembali mengingat itu semua di pusat kota; Monas. Lingkaran itu tidak sebesar dulu mungkin juga semangat itu. Tapi kita tetap harus tersenyum dan tertawa, karena ada harapan besar di depan Kita. Datang dan pergi itu hal yang biasa bagi kita. Namun semangat yang datang dan pergi harusnya patang bagi Kita.

Kita terbiasa berteman sejak 5 tahun yang lalu, pertemuan dan nasib yang menyuratkan itu semua. Pertemanan terakhir kalau kata kawan saya Erwan. Namun ada keinginan untuk menjadi mandiri disitu, bekerja dan menjadi pemilik. Sekuat tenaga Kami menyaksikan satu persatu lepas dari barisan ini, itulah pilihan. Tidak semudah yang dibayangkan memang, mungkin sekarang ada yang sedang menertawakan kenekatan Kami, biarlah itu menjadi pelecut Kami untuk terus bertindak.

...

Kantor sekarang usang. Kurang hangat. Beberapa orang mulai mencermati ini dan mulai membangun kembali semangat untuk merajut impian ini.
Ini memang harus dilewati; Kami menyadari  itu. Namun seperti apa Kita akan melewati di usia yang semakin bertambah ini. Tindakan yang Kita ambil semestinya jauh lebih tegas dan bijak dari 5 tahun yang lalu; saat Kita pertama kali dipertemukan.

Kita semakin tua, semakin banyak melihat, mendengar. Kita “Memang tidak nampak seperti serdadu ataupun narapidana, akan tetapi pada kenyatannya Kita adalah keduanya…”

Selamat bertambah usia impian. Media kreatif penuh semangat dan keyakinan.
bertindak!

Kamis, 25 Maret 2010

Cerita di waktu gelap



Mereka bisa tertawa saat bersama, kadang sedih juga bersama. Sekumpulan yang hangat namun dingin. Kami di persatukan oleh darah. Dengan cinta dan pengorbanan. Kita sepenanggungan walaupun berbeda tempat dan waktu. Semuanya terukir, usang. Kadang mengharukan dan pedih.

Kini waktu seperti tak berpihak, keutuhan Kami teruji. Bertubi. Sekuat tenaga kami bergandengan, entah.

Citra yang menunjukkan keangunan yang bisa Ceria setiap waktu seperti Wulandari semestinya mampu memBangun harapan itu semua.

Tuhan pasti baik, karena lewatnya Kami ada.
Pasti ini rencana terbaik yang di sediakan untuk Kami.
Pasti.

gambar dari http://icare4autism.wordpress.com/2009/01/