halaman

Rabu, 06 Mei 2009

Dimana tenang yang kau janjikan??

Kemacetan melanda. Pemuda setengah baya manaiki atap angkot yang di dalamnya tidak penuh juga. Beberapa ada yang menggunakan sepeda motor. Emm.... hanya memakai penutup berwana putih, sepertinya bukan helm tapi fungsinya sama; melindungi.

....

Gue selalu bertanya dalam hati, kenapa para orang alim ini tidak mematuhi aturan (yang buat gue sederhana banget), pakai helm di jalan. Bukankah mereka juga di ajarkan tentang cinta kasih dan patuh pada aturan. Mungkin buat saudara-saudara saya ini helm bukanlah aturan yang harus di patuhi, kadang berlindung di balik penutup kepala yang putih itu untuk menjawab tilangan polisi. Kenapa begitu? Bukankan cinta kasih mengajari kita lebih arif dan bijak. Mencerna peraturan yang ada bukan mencari pembenaran-pembenaran lewat atribut, mungkin gue belum paham soal ini...

Jadi inget zaman sekolah dulu, ada peraturan buat masukin baju. Kayanya susah banget buat masukin baju, berasa katro dan ga gaul. Peraturan itu ada namun gue merasa itu ga terlalu penting karena gue bikin pembenaran. Sampai pada akhirya seorang kawan ngomong ke gue "apa sih susahnya buat masukin baju sekolah??". Tiba-tiba pembenaran gue runtuh seketika. Gue mulai mencoba masukin baju, iya yah ga katro-katro amet kok? berasa ga gaul? ga juga tuh... dan emang ga segitu susahnya buat mengikuti aturan.

Keyakinan gue agama buat mengatur hidup kita. bener ga sih? sok bikin pemebenaran juga lagi gue....hehe

Kalau saja... kata hati kita bisa di lihat lebih bijak dan arif. Mematuhi pake helm bukan perkara susah kok. Keamanan jauh lebih penting di bandingkan sebuah identitas. Mana fungsi mana style? mana yang lebih utama???

... 
itu adalah pilihan, sama kaya pilihan mau masukin baju atau ga pas sekolah.

Selasa, 05 Mei 2009

Melambat

Koneksi melambat, semua melemah. Speed Duration jadi 30%.
Lambat...
Lam....
....
....
..bat.
banget.

Senin, 04 Mei 2009

Dalam Brief-brief yang menerjang tanpa batas

SmakinjauhkumelangkahSmakin perih jejak langkahkuHarikupun semakin sombongMeski hidup terus berjalan...terus berjalan (dewa 19-kirana)

Siapa yang betul-betul tau? tentang malam-malam penuh mimpi berselimut kenyataan.
Hanya menanti jawab dari bibirmu yang tercipta. Bukan petuah yang membuat semakin sombong.
Jamalah rinduku.

Siapa bilang suci? jauh sekali. tak ada yang merasa lebih dari apa yang merasakannya.
Tak ada lagi langit, karena pasti berlapis. ini takkan pernah usai
Seperti mereka.
Manis seperti merekaTulus seperti adanyaSuci seperti dirimuIngin rasakan cintamu. (dewa 19-kirana)