halaman

Kamis, 16 Desember 2010

Kami datang ke stadion

Tak ada yang bisa melukiskan bernyanyi Indonesia Raya sebelum pertandingan bola di Gelora Bung Karno/ Senayan. Bersama ribuan orang saling membentangkan semangat; uforia yang membuat suasana mendadak jadi magis. Hanya sebuah nyanyian dan mampu membuat semuanya sekata.

...

Saat perhelatan AFF 2010 sedang berlangsung, saya rasa tidak seperti sebelum-sebelumnya. Karena pertandingan Indonesia menjadi magnet bagi masyarakat. Ini pernah dirasakan saat Piala Asia di gelar di Indonesia. Gue mencermati ada kelompok suporter.

Pertama, Suporter fanatik, yang dialirkan klub-klub Indonesia. Suporter ini sangat setia. Mau menang atau pun kalah tetap bernyanyi dan menari. Kadang suporter ini bersatu dengan kelompok-kelompok lainnya.

Kedua. Suporter Indonesia yang tidak di koordinir. Untuk yang ini, penonton yang suka sepakbola dan cukup mengikuti perkembangan sepakbola. Biasanya yang memang niat mau nonton tim nasional. mereka bela-belain biar bisa nonton tim nasional berlaga.

Ketiga. Suporter Ajakan. Suporter yang diajak sama temennya atau saudaranya. Pengen tau kaya apa nonton di stadion, rasa penasaran itu terbayar saat bisa merasakan magisnya stadion. dan di ajang AFF ini kelompok supoter ini begitu menjamur.

Keempat suporter rusuh. Nyari-nyari ruang buat eksis lewat otot. Tapi loyalitas mereka sangat tinggi buat sepakbola Indonesia. Sayang belom cukup dewasa dalam bersikap seperti suporter. Tak apalah bumbu penyedap sepakbola, biar ada drama-dramanya... kelompok ini bisa di bilang kecil.

Kelima. Suporter dadakan atau gue sebut karbitan. Ajang AFF ini menjadi uforia para remaja, ibu-ibu, keluarga untuk datang ke stadion. Bahkan kedatangan mereka yang pertama di stadion. 2 mobil berisi remaja wanita dan yang satu lagi satu keluarga bertanya didepan gue "Istora di mana ya mas?" padahal mereka di depan hotel Atlet persis didepan Istora senayan/ Gelora Bung Karno. hehe...
Atribut mereka lengkap. dan keliatan celingak-celinguk. Kayaknya pertama mereka nonton bola di stadion, atau jangan-jangan pertama ke senayan.
Baguslah selama ini sepakbola terkesan rusuh dan cowo banget, akhirnya saat ini bisa di nikamati berbagai kalangan. Bahkan banyak keluarga yang membawa anak kecil dipertandingan. Sungguh kemajuan. Mudah-mudahan tidak berhenti sampai AFF yang punya cerita tentang Irfan Bacdim semata.

....

Apa pun itu setelah penantian panjang rasanya memang tim Nasional patut untuk di dukung.
Pertandingan sepakbola juga semestinya mampu menjadi wisata kepenatan bagi masyarakat kota besar, dan ajang membangun rasa kebangsaan bagi generasi muda. Dari pada nongkrong di belokan sambil makan hotdog...



Beneran deh serasa pensi stadion sekarang... malah lebih tepatnya mall

Tidak ada komentar: