halaman

Senin, 06 Januari 2014

Penampung Air Hujan

Cicak merayap perlahan di dinding. Baju-baju bau kotoran semalam masih melekat di jemuran, apek memang karena pengharum pakaian pun tidak mampu menutupinya. Awan berayun dari barat ke timur,  di pandang tidak lagi pelan seperti hari-hari sebelumnya.

Pagi itu, tampak bingung saya memandang rentetan pesan di HP butut kesayangan. Sepertinya dari semalam banyak sekali pesan silih berganti masuk. Satu persatu coba di baca, perlahan-lahan. Bukan karena teliti tapi memang nalar saya tidak mampu menelaahnya.

"Aku benci Kamu! mulai hari ini sampai salah satu dari kita MATI!!!"

Saya terhenti di pesan itu, nomernya tidak di kenal. Pikiran saya merayap mencoba mengingat nomer itu, persis seperti Cicak di dinding, hanya merayap dalam lamunan. Sekuat mengingat, sekuat itu pula saya kebingungan.

"Kaka..." Saya balas pesan itu singkat.

5 menit berlalu tanpa ada balasan. Sampai saya berpikir itu hanya SMS salah kirim atau tak lebih dari SMS peminta pulsa. Saya beranjak dari kursi, berayun menuju kamar mandi. Ritual buang hajat menjadi pembuka, sambil melamun cerita-cerita pendek dalam khayalan. Tiba-tiba ada suara SMS masuk. Rasanya ingin bergegas dari kloset, tapi lagi nanggung. Bukan karena khayalan-khalayan tapi memang pas mules-mulesnya.

Saya urungkan untuk tidak mandi, setelah buang hajat segera saya ambil HP di kasur. Nomer itu membalas seperti dugaan saya.

"BANGSAT!!!!!!!!!" tertera di layar HP saya, dengan tanda seru yang berentet. Langsung saya hubungi nomer asing itu. Nada sambung terdengar namun tidak ada yang menjawab di ujung sana.

Penasaran saya mulai berubah jadi kesel, pikir saya pendek saja. Ini orang nyari ribut pagi-pagi. Tapi ga berani ngadepin langsung di telepon. "Ini siapa? maap ya gw ga simpen nomernya... ga penting juga nyimpen nomer beginian. Langsung aja, ga peduli di situ siapa? Lu mau apa?!! di telepon kok ga berani angkat?"

....

Sampai malam saya tunggu balasan pesan singkat itu; tidak ada jawaban. Padahal dari siang coba saya hubungi nomer asing itu, tetap tidak di angkat. Saya masih penasaran, semoga ada jawaban di malam ini, karena pesan pertama yang masuk juga di kirim kemarin malam.

Ternyata sampai paginya tidak ada balasan.

....

3 bulan setelah pernyataan BENCI di pesan singkat itu saya mulai merelakan siapa orang yang mengirimnya. Walau pun nomer itu akhirnya disimpan dengan nama "CUMA SUKA SMS".

"Aku tetap benci Kamu! sampai salah satu dari kita MATI!!!"

Ada pesan singkat masuk dengan nomer asing kembali. Saya langsung coba hubungi, saya tekan tombol bergambar gagang telepon berwarna hijau. Tidak ada nada sambung apa pun. Tiba-tiba rasa kesal 3 bulan yang lalu kembali datang. Saya coba berulang kali menghubungi dan hasilnya sama... Tanpa nada sambung, sepi.

Akhirnya saya balas pesan itu lewat SMS "KAMU SUDAH MATI LEBIH DULU DARI SAYA, JADI GA PERLU BENCI SAYA LAGI. TUGAS KAMU SUDAH

SELESAI..."



Tidak ada komentar: