Lebih "Muda" (Lanjutan dari makan Jeruk)

Dari posting Makan Jeruk kamarin gue sempet ngobrol sama temen gue, Cahaya namanya. Gue berbincang masalah yang tersirat dari isi posting itu, Mas No 2 justeru ngasih ilustrasi ke gue tentang game online yang punya kekuatan buat memperkenalkan budaya. Siapa yang ga kenal ninja Naruto? anak muda  pasti taulah... Naruto ngelawan musuhnya yang pake Kimono dan bawa Shamisen (gitar tradisional Jepang). Ada juga kisah samurai yang pingin meruntuhkan kekuasaan Nobunaga. Samurai yang berusaha bertahan hidup di zaman Meiji setelah runtuhnya Tokugawa dan yang lainnya lah... Coba perhatiin cara mereka (orang Jepang) ngenalin budaya dengan kemasan yang bersahabat buat generasinya. Tanpa sadar mereka jadi tau, tidak menggurui tapi kena dan nempel... gayanya tepat buat generasi anak Jepang sekarang.

Nah gue bukan mau membandingkan dengan bangsa ini, coba kita belajar sedikit. Jangan cuma nyari keren-kerenannya aja, coba liat yuk lebih dalam misi mereka; simpel "ngenalin Budaya di generasinya". Buat apa? ya biar budaya mereka ga dilupaiin, tetep di ingat dan di lestarikan.

... 

Kembali ke obrolan gue sama Cahaya, dia setuju sama pendekatan yang dilakuin sama orang Jepang. Esensinya ada tapi tampilannya "muda". Itu dia! dia juga setuju sama pendapat mas No 2 kalau yang penting itu kemasannya. Kalau kemasannya bisa deterima isinya juga akan mudah dimengerti...

Sekarang  siapa yang tau tentang pewayangan? gue aja ga tau...hehehe padahal itu cuma salah satu peninggalan budaya kita ajah. Mungkin orang jawa tau, tapi orang jawa yang muda-muda gimana? Gue jadi inget pas nonton teater KOMA kemarin di Graha Bakti Budaya... si Petruk bilang "Ah orang jawa harusnya tau sejarah wayang kalau yang ga tau bukan orang Jawa itu. Dia cuma sok Jawa-Jawaan saja..." kurang lebih begitu. Gue jadi tertohok (orang tua gue dari Jawa barat asalnya) kok ya gue ga tau  sejarah pewayangan? sekarang siapa sih anak muda yang pingin nonton wayang? mendingan nonton bioskop, liat film horor (yang mutunya gitu deeehhhhhh....) atau film semi cabul. AgGh! Nah mungkin keamasan wayang tidak masuk sama generasi sekarang. Gue pernah denger ada wayang modern, ada anak muda yang main wayang dengan konsep yang lebih modern dengan tehnologi. itu dia kemasannya harus lebih "muda". Atau tetaer KOMA, mereka nyeritaiin wayang dengan lebih pop. Ga berat tapi kita sebagai penonton kaya lagi di kasih tau sejarah pewayangan... gue aja baru tau kalo Drupadi itu istrinya Arjuna hehehe kasian yah... 

Generasi ini butuh di ingetin atau di kasih tau tentang luasnya budaya yang kita punya. Jangan begitu orang lain ngakuin budaya kita, baru orang kita reaktif menyalahkan dan baru rasa nasionalismenya tumbuh.. kok yah harus di sulut dulu baru muncul?? trus sekarang balik lagi cuek ArGGhh! Ini PR buat kita gimana mengemas budaya kita lebih bersahabat sama generasi ini dan yang akan datang, tanpa ninggalin esensi yang sudah ada cuma bikin kemasan yang lebih "muda".